Lingkungan Hidup Yang Baik Untuk Lele

Lingkungan Hidup Yang Baik Untuk Lele


Dari sekian banyak postingan, saya sampai lupa untuk mengulas Kondisi lingkungan ideal atau Syarat lingkungan ideal untuk budidaya lele. Berhubung banyak stigma yang terkesan lele dapat hidup dalam kondisi apapun, maka ada baiknya kita melihat/mempelajari kondisi ideal yang harus di capai agar lele dapat hidup dan tumbuh dengan optimal.

Komponen utama dalam budidaya Lele Sangkuriang adalah Air. Air merupakan media tempat hidup dalam budi daya ikan. Kondisi air harus disesuaikan dengan kebutuhan optimal bagi pertumbuhan ikan yang dipelihara. Keberhasilan budi daya perairan banyak ditentukan oleh keadaan kuantitas dan kualitas air. Kuantitas air merupakan jumlah air yang tersedia yang berasal dari sumber air, seperti sungai, saluran irigasi, dan sumur bor untuk mengairi kolam budidaya. Sementara itu, kualitas air berupa sifat fisika, kimia dan biologi air. Sifat fisika meliputi suhu, kecerahan air, kekeruhan, dan warna air. Sifat kimia air meliputi derajat keasaman (pH), oksigen terlarut (O2), karbo dioksida (CO2), amonia, dan alkalinitas, sedangkan sifat biologi air meliputi plankton, benthos, dan tanaman air. Variabel-variabel dalam kualitas air tersebeut akan mempengaruhi pengelolaan, kelangsungan hidup, dan perkembangabiakan ikan.

Ikan lele tidak terlalu membutuhkan debit air yang besar, seperti ikan mas atau tawes. Hal ini disebabkan lele mempunyai alat pernapasan tambahan (labirin) sehingga dapat mengambil oksigen bebas dari udara. Sumber air untuk usaha pembenihan harus bersih dan jernih. Biasanya air tersebut berasal dari air sumur baik dari sumur bor dengan menggunakan  pompa isap maupun sumur galian biasa. Air yang tidak memenuhi syarat dari segi kualitas air akan berakibat buruk terhadap kelangsungan hidup ikan yang dibudidayakan. Adapun kualitas air yang dianggap baik untuk kehidupan lele dapat dilihat dibawah ini.

Parameter
Kandungan air yang dianjurkan
Suhu25-30 derajat Celcius
PH6,5-8,5
Oksigen terlarut (O2)> 3 mg/l
Amonia totalMaksimum 1 (mg/l total amonia)
KekeruhanMaksimum 50 NTU
Karbon dioksida (CO2)Maksimum 11 (mg/l)
NitritMinimum 0,1 (mg/l)
AlkalinitasMinimum 20 (mg/l CaCO3)
Kesadahan totalMinimum 20 (mg/l CaCO3)

Pertumbuhan ikan lele akan bagus jika dipelihara pada suhu air dan lingkungan yang hangat. Oleh karena itu, ketinggian lokasi budi daya disarankan tidak boleh lebih dari 600 m dpl. Air dengan kandungan oksigen yang rendah sekalipun dapat digunakan dalam budidaya lele karena lele mempunyai alat bantu pernapasan berupa labirin yang memungkinkan lele mengambil oksigen langsung di udara. Selain itu lele tidak memerlukan kualitas air yang jernih atau air mengalir, seperti ikan-ikan lainnya. Pada budidaya lele di kolam air tergenang, lele masih dapat hidup dan berkembang selama air kolam tidak terpolusi oleh unsur polutan seperti amonia. Perubahan suhu yang terlalu ekstrim akan menyebabkan ikan stress yang akhirnya akan menyebabkan kematian ikan.

Cara Pengujian Mutu Pakan Buatan Pabrik / Buatan Sendiri

Pakan Alternatif atau pakan buatan sendiri gak jadi masalah, lalu kenapa pakan buatan kalah pamornya dengan pakan pabrikan?. Hmm ada hal serius yang harus kita evaluasi, salah satunya mengenai pengendalian Mutu. 

Pakan pabrikan memiliki tempat dihati Peternak karena para peternak atau pembudidaya sudah tidak ragu lagi akan kualitas, mutu dan kandungan nutrisi pada pakan tersebut. Nah untuk membuat apakan buatan kita sendiri dapat menggantikan pakan pabrikan, kita juga mestinya melakukan. Setelah kita melakukan pembuatan pakan ikan atau pellet sedemikian rupa maka perlu dilakukan Pengujian baik secara fisik, kimiawi maupun secara biologis. Hal ini perlu dilakukan Untuk mengetahui tingkatan mutu pakan yang kita buat,

Pengujian kualitas pakan dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :

Pengujian Fisik

Pengujian pelet secara fisik yaitu :
  • Kehalusan bahan baku
  • Kekerasannya
  • Daya tahan dalam air
  • Daya apung.
Dalam Pembuatan pakan buatan pengujian secara fisik dapat dilakukan pada Kehalusan bahan baku, dapat diuji dengan jalan menggiling ulang, berdasarkan besar kecilnya ukuran butiran, kita dapat membedakannya menjadi sangat halus, agak kasar, sangat kasar dll.

Kekerasan dapat diuji dengan memberi baban pada pelet sampai batas beban tertentu pelet akan hancur. Pelet yang baik harus mempunyai kekerasan yang tinggi, dan biasanya berasal dari bahan baku yang cukup halus.

Pengujian ketahanan dalam air (water stability), dilakukan dengan cara mengambil pakan , selanjuntnya merendam pakan dalam air dingin. Waktu yang diperlukan sampai saat pelet hancur merupakan ukuran daya tahan pelet tersebut.

Pengujian daya apung, kita lakukan dengan jalan menjatuhkan pelet kedalam air, waktu yang diperlukan mulai saat pelet menyentuh permukaan air sampai tenggelam di dasar, adalah merupakan ukuran daya apungnya.

Pengujian Kimiawi

Setelah dilakukan pengujian secara fisik sekarang kita melakukan pengujian secara kimiawi. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui kandungan gizi dari pakan tersebut, yaitu kadar protein, lemak, karbohidrat, abu, serat dan kadar air. Pengujian ini dapat dilakukan di laboratorium. Parameter yang diuji antara lain energi gross, protein kasar, lemak kasar dan kandungan serat.

Pengujian Biologis

Setelah melakukan pengujian secara fisik dan secara kimiawi perlu juga dilakukan lainnya yaitu pengujian secara Biolodis. Pengujian biologis sangat penting terutama untuk milihat nilai Konversi Pakan (Feed Conversion Ratio). Nilai ini sebenarnya tidak merupakan angka mutlak, karena tidak hanya ditentukan oleh kualitas, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti jenis, ukuran ikan, kepadatan, kualitas air dll. Semakin kecil nilai konversi pakan, semakin baik kualitas pakan, karena akan semakin ekonomis. Untk mengetahui nilai konversi pakan perlu dilakukan dilakukan pengujian lapangan pada berbagai tipe percobaan.

Uji Coba

Sebaiknya lakukan serangkaian kegiatan dalam rangka pengujian mutu pakan secara fisik, kimiawi dan biologis.

Alat :
  • Wadah plastik
  • Pemberat
  • Pengayak
  • Akuarium /wadah uji pengujian biologis.
  • Seperangkat alat pengujian kimiawi
  • Timbangan analitik.

Bahan : 
  • Pelet ( buatan sendiri)
  • Beberapa pakan komersial

Daftar kandungan gizi pakan buatan sendiri dan pakan komersial.

Langkah Kerja :

Pengujian pakan secara fisik Kehalusan bahan baku
  • Ambil contoh pelet buatan sendiri dan pelet komersial,
  • Haluskan , partikel diayak dalam 3 tingkatan, halus, agak kasar, dan kasar.
  • Hitunglah persentase partikel halus terhadap kasarnya, semakin besar nilianya semakin baik mutunya.

Pengujian Kekerasan
  • Timbanglah pakan buatan sendiri dan 2 jenis pakan komersial, taruh diatas meja
  • Ambil pemberat ¼ kg, letakan diatas contoh pakan tersebut, amati yang terjadi.
  • Ambil pemberat ½ kg, letakkan diatas contoh pakan yang sama, amati yang terjadi
  • Ambil pemberat 1 kg, letakkan diatas contoh pakan yang sama, amati dan catat kapan saat pelet mulai hancur dan kapan saat pelet hancur seluruhnya.

Pengujian Daya Apung
  • Untuk pengujian daya apung dapat digunakan gelas , isi air hingga ½ nya
  • Timbanglah pakan 5 gram
  • Masukan pelet tersebut kedalam gelas secara bersama-sama
  • Hitung waktu yang diperlukan masing-masing pelet mulai tenggelam, merupakan daya apung.

Pengujian Kimiawi
  • Timbang contoh pakan sebanyak 400 gram
  • Ujilah kandungan nutrisinya ke laboratorium
  • Bandingkan hasil analisis dengan daftar kandungan gizi yang tertera pada label,
  • Diskusikan mengapa terdapat persaman dan perbedaan.

Pengujian Biologis
  • Siapkan hewn uji, sesuai kebutuhan misal 5 ekor/ aquarium masing-masing dilakukan pengulangan 3 kali.
  • Beri pakan sesuai kebutuhan ( 5% /hari) bobot biomass
  • Sampling berat dilakukan tiap 10 hari sekali, selama minimal 1 bulan.
  • Buatlah grafik pertumbuhan dari semua perlakuan dan bandingkan

Penyakit Ikan Lele

Penyakit Ikan Lele


Hama pada lele adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan lele. Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang lele antara lain berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air, ikan gabus dan belut.Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan lele secara intensif tidak banyak diserang hama.
Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil. Jenis hama/penyakit :

1. Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla
Bentuk bakteri ini seperti batang dengan cambuk yang terletak di ujung batang, dan cambuk ini digunakan untuk bergerak. Ukurannya 0,7-0,8 x 1-1,5 mikron. Gejala: lele yang terkena bakteri ini: warna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan. Lele bernafas megap-megap di permukaan air. Pencegahan: lingkungan harus tetap bersih, termasuk kualitas air harus baik. Pengobatan: melalui makanan antara lain pakan dicampur viterna yang diberikan 1 kapsul amne atau cara konvensional dengan Terramycine dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7-10 hari berturut-turut atau dengan Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3-4 hari.

2. Penyakit tuberculosis yang disebabkan bakteri Mycobacterium fortoitum
Gejalanya : tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak ( karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip. Pengendalian: memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam. Pengobatan: dengan viterna 1 botol dikasih 1 kapsul amne dan dijadikan suplemen pakan, 1 tutup untuk 2 sd 5 kg pakan. atau cara konvensional dengan Terramycin dicampur dengan makanan 5-7,5 gram/100 kg ikan/hari selama 5-15 hari.

3. Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia.
Penyebab: jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya lemah. Gejala: ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan pada telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti kapas. Pengendalian: benih gelondongan dan ikan dewasa direndam pada Malachyte Green Oxalate 2,5-3 ppm selama 30 menit dan telur direndam Malachyte Green Oxalate 0,1-0,2 ppm selama 1 jam atau 5-10 ppm selama 15 menit. pakan dikasih viterna yang diberikan 1 kapsul amne dalam 1 botolnya…dijadikan suplemen pakan harian.

4. Penyakit bintik putih dan gatal (Trichodiniasis)
Penyebab: parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthirius multifilis. Gejala :
  • ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air
  • terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang
  • ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam.
Pengendalian : air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya. Pengobatan : dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi pada campuran larutan formalin 25 cc/m3 dengan larutan Malachyte Green Oxalate 0,1 gram/m3 selama 12-24 jam, kemudian ikan diberi air yang segar. Pengobatan diulang setelah 3 hari. pakan dengan campuran viterna yang dikasih amne 1 kapsul per botol vtn. dikasihkan dengan dosis anjuran.

5. Penyakit cacing Trematoda
Penyebab: cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing Gyrodactylus menyerang kulit dan sirip. Gejala: insang yang dirusak menjadi luka-luka, kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan terganggu. Pengendalian :
  • direndam formalin 250 cc/m3 air selama 15 menit
  • Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam
  • menyelupkan tubuh ikan ke dalam larutan Kalium Permanganat (KMnO4) 0,01% selama ±30 menit
  • memakai larutan NaCl 2% selama ± 30 menit
  • dapat juga memakai larutan NH4OH 0,5% selama ±10 menit. pakan dengan viterna sama dengan perlakuan di atas.
6. Parasit Hirudinae Penyebab: lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan.
Gejala : pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehingga menyebabkan anemia/kurang darah. Pengendalian: selalu diamati pada saat mengurangi padat tebar dan dengan larutan Diterex 0,5 ppm. Apabila lele menunjukkan tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktor penyebabnya, kemudian kondisi tersebut harus segera diubah, misalnya :
  • Bila suhu terlalu tinggi, kolam diberi peneduh sementara dan air diganti dengan yang suhunya lebih dingin.
  • Bila pH terlalu rendah, diberi larutan kapur 10 gram/100 l air.
  • Bila kandungan gas-gas beracun (H2S, CO2), maka air harus segera diganti.
  • Bila makanan kurang, harus ditambah dosis makanannya.
  • Pakan dicampur viterna yg sudah diberikan amne 1 kapsul per botolnya.

Cara Membuat Kolam Terpal

Cara Membuat Kolam Terpal


Persiapan
Sebelum mulai pembuatan kolam, ada baiknya kita siapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang kita akan perlukan agar tidak menghambat dalam proses pembuatan. Jika kita bisa membuatnya sendiri kita hanya perlu bantuan 1 atau 2 orang pekerja. berikut alat dan bahan yang harus dipersiapkan.
  1. Untuk rangka, kita bisa menggunakan bambu, ataupun kayu. Namun saya sarankan agar menggunakan bambu karena lebih tahan air. Lebih direkomendasikan (kalau ada) menggunakan bambu jenis Haur (dalam bahasa sunda, silahkan kalau ada yang tau dalam bahasa indonesianya) karena biasanya tidak lapuk melainkan tumbuh sehingga lebih tahan lama.
  2. Bambu anyam, bambu ini untuk membuat anyaman yang akan ditempatkan untuk dinding kolam agar kolam lebih rapat (anda juga bisa menggunakan cara alternative yang lain).
  3. Terpal, hehe tentu saja kita harus menyediakan terpal, namanya juga mau membuat kolam terpal, siapkan ukuran terpal dengan luas 5 x 8 meter (usahakan yang tebal, kalau ada yang berwarna orange).
  4. Peralatan kerja, disini meliputi, sekop, gergaji, kapak, golok, dan bahan-bahan pelengkap seperti tali tambang ukuran kecil, paku, jangan lupa siapkan makanan yang sehat supaya kerjanya semangat hehe.
Tahap persiapan selesai selanjutnya menuju tahap pembuatan.

Pembuatan Kolam
Berkut langkah-langkah pembuatannya.
  1. Potong bambu untuk rangka, siapkan sebanyak 2 buah ukuran 5,5 meter (untuk penahan bagian atas yang panjang), 2 buah ukuran 2,4 meter (untuk penahan bagian atas yang pendek), 6 buah ukuran 2 meter (untuk tiang).
  2. Buat anyaman bambu dengan tinggi 1,5 meter dan lebar 5 meter sebanyak 2 buah, dan ukuran 1,5 meter dan lebar 2 meter sebanyak 2 buah. 

CATATAN: langkah ini variatif, artinya bisa dibuat dengan anyaman ataupun dipaku ke tiang itu terserah kepada anda. berikut perbedaannya:
  • Gali tanah dengan ukuran 2 x 5 meter minimal sedalam 60 cm, ini agar kolam lebih kuat menahan beban air.
  • Pasang bambu sehingga membentuk rangka kolam
  • Siapkan terpal, meliputi langkah berikut. 
         - Cuci terpal sampai bersih untuk menghindari racun yang masih ada pada terpal
         - Berikan lubang tambahan pada bagian pinggir kolam untuk mengikat terpal.
  • Pasang Terpal pada rangka kolam, ikat dengan tali tambang supaya kuat.
  • Langkah terakhir berikan selang pembuangan air jika diperlukan, selang ini diperlukan untuk mengatur volume air.
  • Selesai. Berikut kolam ukuran 2 x 5 x 1,5 meter. Dan sudah di isi dengan air

Panduan Pembesaran Lele I

Panduan Pembesaran Lele I


Bismillahirahmanirahiim

Sebelum memulai sesuatu, tidak ada salahnya bagi kita untuk merencanakannya supaya segala sesuatunya berjalan dengan baik. Begitupun dengan Panduan ini saya harap bisa menjadi sebuah panduan untuk para peternak terutama yang baru dan ingin memulai budidaya Lele.

Panduan ini adalah panduan untuk memulai ternak lele dengan teknik organik. Lalu mengapa saya memilih membuat panduan budidaya dengan teknik ini? Jawabanya adalah karena dengan cara ini, cara yang ditempuh tidak terlalu rumit, dana/biaya yang diperlukan cukup sedikit, dan hasil yang peroleh maksimal (telah dibuktikan oleh beberapa pembudidaya).

Hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum memulai ternak lele :
  1. Tentukan dahulu apa yang akan dilaksanakan, apakah kita akan beternak untuk belajar (coba-coba) atau mau memulai dengan skala produksi
  2. Jika baru pertama dan baru akan mencoba, buat kolam dengan ukuran 2x3x1,5 meter dengan padat tebar 1000 ekor per kolam dan buatlah dulu 1 kolam. Hal ini dimaksudkan untuk memaksimalkan hasil dan meminimalisir kerugian jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
  3. Cari suplier/penyedia bibit lele sangkuriang yang bagus. (jangan sampe pas kolamnya udah jadi baru nyari suplier bibit hehe).
  4. Jika sudah pada tahap melanjutkan dan cukup menguasai tentang pembesaran lele sangkuriang, silahkan buat kolam dengan ukutan produksi/bisnis dengan ukuran 4x6x1,5 meter atau lebih besar.
  5. Setelah diketahui pada posisi apa kita saat ini, silahkan dilanjut ke panduan selanjutnya.

Jentik Nyamuk Protein Tinggi

Jentik Nyamuk Protein Tinggi



Mungkin banyak diantara kita yang menganggap nyamuk sebagai serangga pengganggu, bahkan yang membahayakan karena bisa menularkan penyakit demam berdarah. Akan tetapi, dibalik itu semua ada kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa. Walaupun nyamuk sebagai penghisap darah (nyamuk betina), ternyata jentiknya dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan terutama ikan hias. Karena mempunyai kandungan protein 56,60%.

Nyamuk meletakkan telur pada permukaan air bersih. Telur berbentuk elips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1-2 hari mejadi larva. Perkembangan jentik memerlukan waktu sekitar 5 hari untuk menjadi pupa. Pupa bertahan selama 2 hari dan menjadi nyamuk dewasa

Cara Mendapatkanya : 

A Budidaya Jentik Nyamuk:

Media yang digunakan adalah air cucian beras/air biasa dan alat yang digunakan adalah ember/baskom.
Tekniknya :
Wadah diisi air 10—30 cm.
Letakkan ditempat yang banyak nyamuk.
Wadah diberi atap agar tidak kena hujan.
Apabila sudah ada telur, telur bias diambil menggunakan lidi dan ditetaskan pada media air biasa.
Cek 2 hari kemudian, jentik nyamuk sudah dapat dipanen dan diberikan pada ikan

B. Menangkap Di Alam

Biasanya jentik nyamuk hidup di genangan - genangan air. Alat yang digunakan bisa berupa seser, ember/baskom untuk menampung hasil tangkapan.

Tekniknya :
Mencari genangan air/comberan.
Tangkap menggunakan seser.
Jentik nyamuk yang telah ditangkap ditampung pada wadah yang dibawa.
Sebelum diberikan pada ikan sortir terlebih dahulu dan berikan hanya jentiknya saja jangan yang sudah menjadi pupa/kepompong.

Semoga Bermanfaat...

Cara Meningkatkan Kadar Oksigen Dalam Kolam

Cara Meningkatkan Kadar Oksigen Dalam Kolam


Air mengandung oksigen dalam jumlah yang tertentu, tergantung dari kondisi air itu sendiri, Oksigen juga memegang peranan penting sebagai indikator kualitas perairan, karena oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik dalam air. Selain itu, oksigen juga menentukan kondisi biologis yang dilakukan oleh organisme aerobik atau anaerobik. Dalam kondisi aerobik, peranan oksigen adalah untuk mengoksidasi bahan organik dan anorganik dengan hasil akhirnya adalah nutrien yang pada akhirnya dapat memberikan kesuburan perairan.

Sebagaimana diketahui bahwa oksigen berperan sebagai pengoksidasi dan pereduksi bahan kimia beracun menjadi senyawa lain yang lebih sederhana dan tidak beracun. Disamping itu, oksigen juga sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pernapasan. Organisme tertentu, seperti mikroorganisme, sangat berperan dalam menguraikan senyawa kimia beracun rnenjadi senyawa lain yang Iebih sederhana dan tidak beracun.

Beberapa proses yang menyebabkan masuknya oksigen ke dalam air yaitu:

Diffusi oksigen dari udara ke dalam air melalui permukannya, yang terjadi karena adanya gerakan molekul-molekul udara yang tidak berurutan karena terjadi benturan dengan molekul air sehingga O2 terikat didalam air. Proses diffusi ini akan selalu terjadi bila pergerakan air yang mampu mengguncang oksigen, karena kandungan O2 didalam udara jauh lebih banyak. Menurut penelitian, air murni 1000 cc pada suhu kamar mengandung 7 cc O2, sedangkan udara murni suhu pada kamar mengundang 210 cc O2. Dari gambaran tersebut, maka air relatif mudah melepaskan O2 ke udara. 
Dari imbangan tersebut di atas dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
  • Tercapainya imbangan O2 di air dan di udara, tergantung dari jumlah molekul-molekul zat (garam-garam) yang larut di dalam air (dalam satuansatuan tertentu), sebab jumlah tersebut yang menentukan kemungkinan terbentuknya molekul-molekul dan menentukan pula jumlah banyaknya molekul-molekul gas yang meninggalkan air lagi. Air yang mengandung garam-garam pada kadar O2 yang rendah saja sudah dapat seimbang dengan udara lebih cepat, bila di bandingkan dengan air suling.
  • Kemungkinan bertubrukan molekul air di tentukan oleh suhu air. Makin tinggi suhu air,makin rendah jumlah oksigen yang dapat di kandung/ di ikat oleh air. Artinya; jika suhu air tinggi, maka air itu dengan kadar oksigen yang rendah saja sudah dapat seimbang dengan udara, sehingga penambahan oksigen lebih lanjut tidak akan meningkatkan oksigen terlarut dalam air. Dalam kegiatan budidaya ikan sifat tersebut penting artinya, terutama dalam pengangkutan ikan hidup, pemeliharaan ikan di akuarium, atau pemeliharaan ikan secara tertutup pada Recyle Sistem.
  • Pada pengangkutan ikan sebaiknya dilakukan pada pagi/sore hari waktu suhu udara masih relatif rendah, sehingga goncangan airnya yang terjadi akan mampu meningkatkan difusi 02 kedalam air. Pada pemeliharaan ikan diakuarium atau pada tempat yang terbatas, pemberian lampu, yang mengakibatkan suhu air meningkat, akan menurunkan kemampuan air mengikat.
Diperairan umum, pemasukan oksigen ke dalam air terjadi karena air yang masuk sudah mengandung oksigen, kecuali itu dengan aliran air, mengakibatkan gerakan air yang mampu mendorong terjadinya proses difusi oksigen dari udara ke dalam air.

Hujan yang jatuh,secara tidak langsung akan meningkatkan O2 di dalam air, pertama suhu air akan turun, sehingga kemampuan air mengikat oksigen meningkat, selanjutnya bila volume air bertambah dari gerakan air, akibat jatuhnya air hujan akan mampu meningkatkan O2 di dalam air.
Proses Asimilasi tumbuhtumbuhan. Tanaman air yang seluruh batangnya ada didalam air di waktu siang akan melakukan proses asimilasi, dan akan menambah O2 didalam air. Sedangkan pada malam hari tanaman tersebut menggunakan O2 yang ada didalam air.

Pengambilan air O2 didalam air disebabkan oleh:
  • Proses pernafasan binatang dan tanaman air.
  • Proses pembongkaran (menetralisasi) bahan-bahan organik.
  • Dasar perairan yang bersifat mereduksi, dasar demikian hanya dapat di tumbuhi bakteri yang anaerob saja, yang dapat menimbulkan hasil pembakaran.
Menurut Brown (1987) peningkatan suhu 1o C akan meningkatkan konsumsi oksigen sekitar 10%. Hubungan antara oksigen terlarut dan suhu dapat dilihat pada Tabel 1. yang menggambarkan bahwa semakin tinggi suhu, kelarutan oksigen semakin berkurang.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCpenney Printable Coupons